Minggu, 30 Agustus 2015

Sinopsis Yong Pal Episode 5 part 1


Kim tae hyun menerima telepon dari seseorang (kayaknya dari man shik).
Tae Hyun mengatakan untuk tak menghubunginya sampai dia duluan yang menelepon. Ntah apa yang dikatakan si penelepon, Tae Hyun terkejut dan menanyakan berapa jumlahnya kepada si penelepon. Dia mengupat si penelepon maling, berapa banyak jumlah uang yang telah diberikan kepada mereka.



Suara Yeo Jin yang hilang kesadarannya  : Sekarang bertambah satu lagi penjagaku.
Tae Hyun memarahi si penelepon : “Dasar sinting, bagaimana aku membayarnya. Aku bahkan tak bekerja paruh waktu lagi. Aku akan membuang hp yang kau berikan kepadaku. Lakukan semaumu!”
Yeo Jin membuka matanya.


Suara Yeo Jin: dan dia bisa dibeli dengan uang
Tae Hyun menutup teleponnya
Tae Hyun: “Masalah muncul satu per satu”
Yeo Jin bersuara : “Haruskah aku memberimu uang?”
Tae Hyun terkejut.

Suara Yeo Jin: Sekarang tiba saatnyabagiku



 3 presdir di perusahaan berkumpul, sepertinya di sebuah galeri. Presdir Ko ingin mengajukan permohonan perintah pengadilan untuk kunjungan rumah sakit. Presdir satunya mengatakan bahwa itu akan menjadi perang habis-habisan.
Presdir Ko: “Jika perang itu harus kita lalui... bukankah lebih baik jika kita menyerang lebih dahulu?” katanya dengan senyuman yang penuh dengan percaya diri. Kedua presdir yang lain tampak memikirkannya dan akhirnya menyetujuinya. 


Mereka bertiga pun tersenyum bersama di depan sebuah lukisan


Di rumah sakit, perawat Hwang memonitor keadaan Yeo Jin. Tak lama kemudian Dr Lee dan Tae Hyun datang. Dr Lee bertanya apakah tidak terjadi apa-apa semalam, perwat Hwang menjawab tidak. Dr Lee berkomentar Yeo Jin menjadi lebih tenang sekarang.

Tae Hyun binggung apa yang dimaksud lebih tenang oleh Dr Lee. Dr Lee berkata bahwa Yeo Jin mengalami kejang-kejang akhir-akhir ini. Tae Hyun mengerti dan dia menatap Yeo Jin (yang sekarang ini tidak sadarkan diri) dengan curiga. “Itu reaksi perlawanan” kata Tae Hyun dalam hati.
Tae Hyun mengeluarkan senter kecil, hendak mengecek mata Yeo Jin namun berhenti. Ia teringat sewaktu Yeo Jin sadarkan diri

Flash Back

Tae Hyun kaget Yeo Jin sadar dan bersuara: “Haruskah dia memberikan uangnya? atau menyelamatkan adik Tae Hyun? Itu akan menjadi pertanyaan yang lebih baik.”
 Tae Hyun saat itu terkejut dan bergegas mendekat kesebelah Yeo Jin dan melihat tangan Yeo Jin yang menggengam selang infus sehingga cairan di dalam tidak mengalir.
Tae Hyun kemudian mengambil hpnya, hendak menghubungi Dr Lee, namun Yeo Jin bersuara lagi “Jika kamu menekan tombol itu, kamu tidak akan mendapatkan uang atau menyelamatkan adikmu”
“Pikirkan matang-matang, dan bangunkan aku..” kata Yeo Jin yang kemudian menutup matanya dan melepaskan selang infus yang tadi digengam Yeo Jin. Yeo Jin kembali tertidur.
Flash Back end





Tae Hyun lalu bergumam tidak... terlalu berbahaya baginya. Ketika Tae Hyun hendak memeriksa mata Yeo Jin, Yeo Jin membuka matanya dan mengatakan “Jangan membantah. Pada akhirnya kau akan membangunkanku” dan menatap tajam pada Tae Hyun.

Tae Hyun sontak terkejut dan agak menjauhi Yeo jin. Dr Lee dan perawat Hwang binggung dan melihat ke arah Tae Hyun. Tae Hyun berkilah tak terjadi apa-apa, keduanya kembali menatap layar monitor Yeo Jin sedangkan Tae Hyun kembali melihat Yeo Jin yang tertidur. Rupanya tadi hanya imajinasinya saja.



Di ruang rawat bos gangster, seorang suster sedang mencoba memasukkan jarum ke pembuluh darah bos gangster. Suster tersebut sangat ketakutan karna dibelakangnya berdiri anak buah bos yang mengawasinya. Suster menusukkan jarumnya tapi belum bisa menemukan pembuluh darah bos.
Suster tersebut telah 7 kali gagal memasukkannya. Bos berkata pelan-pelan saja. Bos berkata itu adalah kesalahannya karna bertubuh seksi sehingga jarum suntiknya gemetaran, jadi pelan-pelan saja. Dan untuk yang kedelapan kalinya, suster akhirnya berhasil memasukkannya.

Bos bersyukur karna suster tidak melakukan untuk yang kesembilan kalinya. Hahaha.. kasian si bos kesakitan..

Suster yang ketakutan itu segera meninggalkan ruangan setelah sebelumnya berkata maap pada si bos dan menyuruh si bos beristirahat.

Setelah suster keluar, bos berkata dia datang kesini untuk hidup, tapi dia merasa akan keluar dari tempat ini sebagai mayat.



Tak lama Tae Hyun masuk. Bos menyuruh Tae Hyun untuk mengetok pintu lebih dahulu, seperti orang yang beradab. Tae Hyun bertanya apa yang telah dilakukan bos pada suster sehingga muka suster sangat pucat. Bos pun mengeluh jika mendapat tusukan 8 kali hanya untuk infus, apa yang akan kau lakukan?

Bos pun melanjutkan keluhannya, haruskah Doo Chul yang perkasa ini berteriak kepada wanita muda itu? Atau haruskah dia menakutinya? Hahaha.. ternyata namanya Doo Chul ya? Okaylah kita panggil dia Doo Chul aja ya..

Doo Chul mengoceh lagi, jika sewaktu wanita muda melihat tubunya yang seksi, itu akan sedikit berpengaruh pada mereka. Tae Hyun mengerti dan bertanya: “Kenapa Bos harus diinfus padahal dia baik-baik saja? Kapan kau akan pergi? Kau bahkan tidak sakit!”

Doo Chul berkilah : “Aku tidak sakit? Seluruh tubuhku pegal, apakah kau tahu betapa hatiku sakit sekarang? Anak buahku terpisah dan ditangkap, hatiku tidak dalam keadaan baik sekarang.”

Tae Hyun menghela nafas dan mengeluh dia bisa gila dengan semua ini.




Doo Chul rupanya mempunyai berita bagus. Anak buahnya mengambil koran dan Doo Chul menunjukkannya pada Tae Hyun.

Rupanya dalam koran diberitakan aktor Cha Se Yoon ditangkap karna berjudi.

“Wahh, bajingan ini berjudi juga ya.. Dia pantas mendapatkannya.” Komentar Tae Hyun.
Doo Chul bilang dia akan menyimpan artikel ini dan membingkainya. Tae Hyun binggung dan bertanya kenapa. Doo chul tertawa begitu juga anak buahnya.

“Jangan-jangan ini perbuatanmu?” curiga Tae Hyun yang diiyakan dengan tertawa doo chul yang membahana.



Tae Hyun menerima sms yang seketika merubah mimik wajahnya. Apakah yang terjadi? Tae Hyun kemudian bergegas keluar ruangan berlari menuju ke ruang rawat adiknya. Namun sebelum masuk, dia menenangkan dirinya dan memasang wajah yang biasanya.

Tae Hyun masuk, adiknya memanggilnya oppa..




Scene beralih ke Tae Hyun yang berkonsultasi dengan dokter adiknya. Tae Hyun menanyakan sebrapa parah adiknya yang dijawab dia hampir mengalami uremia (gagal ginjal) oleh dokter. “Tapi untungnya ayahmu menemukannya sebelum terlambat dan membawanya kerumah sakit. Namu n masalahnya imunitas humoral So Hyun yang tidk merespon obat-obatan” tambah dokter.

Takut-takut Tae Hyun bertanya berapa lama So Hyun bisa bertahan?
Dokter mengatakan jika So Hyun terus melakukan dialisis (cuci darah) maka dia bisa bertahan untuk satu atau dua bulan.

“Walaupun dia bertahan, itu akan sangat sulit” tambah dokter. Tae Hyun tercengang, tak mampu berkata apa-apa.



Tae Hyun memasuki ruang rawat adiknya dan menemukan ayahnya duduk menjaga adiknya. Ayahnya menyinggung Tae Hyun yang tampak hebat tapi adiknya sedang sekarat.

“Wali pasien, silahkan tinggalkan kami sebentar” ucap Tae Hyun tanpa memandang ayahnya.
Ayahnya berdiri dengan amarah dan meninggalkan kakak-adik itu sendirian.



Tae Hyun duduk disamping adiknya. Sambil membelai rambut adiknya, Tae Hyun menasihati untuk datang dialisis tepat waktu dan semua terjadi karena adiknya tidak mendengarkannya. Alih-alih mengiyakannya, So Hyun meminta kakanya untuk berdamai dengan ayahnya.

“Setelah aku mati, ayah akan menjadi satu-satunya keluargamu” ucap So Hyun
“Hey, kau benar-benar..”
“baiklah jangan marah padaku” So Hyun dengan senyum
“Jika kau terus bicara omong kosong, maka aku akan pergi” ancam Tae Hyun



“Kau juga harus mendengarkan aku... Buatlah keinginan orng sekarat menjadi nyata” ucap So Hyun lirih
“Apa? Apa kau akan terus seperti ini?” kata Tae Hyun dengan mata yang mulai berkaca-kaca
Tae Hyun membelakangi So Hyun. Dia mulai menangis



“Aku benar-benar bahagia hidup seperti ini. Dikehidupanku selanjutnya aku akan menjadi kakakmu, kemudian aku akan menjagamu. Maafkan aku kali ini. Kamu sudah melakukan lebih dari cukup. Kau bisa berhenti sekarang.” Ucap So hyun yang kemudian memandang kearah lain dan menangis.
Kedua kakak-beradik itupun menangis tersedu-sedu.


Tae Hyun keluar ruangan dengan lesu, sempat menitikan airmatanya lagi, dia berpapasan dengan ayahnya. Hendak berjalan pergi, ayahnya berkata “hidup mati ditangan Tuhan. Manusia tidak bisa melakukan apa-apa dengan kehidupan yang sudah ditentukan”. 
Kemudian ayahnya berjalan pergi. Tae Hyun berbalik dan berkata kepada ayahnya “Terdengar seperti... Kau tidak bertanggung jawab terhadap kematian ibu. Aku berbeda darimu. Aku tidak menghindar dari tanggung jawab seperti pengecut.Aku tak akan pernah melepaskan So Hyun”
Tae hyun kemudian berjalan pergi meninggalkan ayahnya.


Diruangannya, Tae Hyun duduk merenung. Mengigat perkataan So Hyun kau bisa berhenti sekarang.
Cynthia masuk dan binggung apa yang terjadi. Tae Hyun menanyakan apakah telah mendapatkan kabar dari amerika. Cynthia bilang mereka akan memberitahu jika saatnya sudah tiba. Cynthia bertanya siapa pasien yang membuat Tae Hyun mengomelinya pagi, siang dan malam. Tae Hyun menyuruh cynthia mengecek lagi. Cynthia pun mengecek tab-nya dan terkejut.




Tae Hyun merebut tab cynthia, cynthia mau membacanya terlebih dahulu, jadi Tae Hyun membiarkan cynthia membacanya lebih dulu. Ternyata pasien tersebut ada kemungkinan sembuh. Pasien tersebut bisa mendapat operasi untuk mentransfer antibodi sistem kekebalan tubuh dan amerika punya jantung yang cocok.


Sangkin senangnya, Tae Hyun memeluk cynthia. Cyntia syok.

“terima kasih. Terima kasih, cynthia” ucap Tae Hyun masih dalam memeluk cynthia. Cynthia pun semakin penasaran siapa pasiennya sehingga Tae Hyun merasa senang sekali. Tapi biayanya satu setengah. Tae Hyun tak mengerti apa yang dimaksud dengan cynthia. “1.5 juta dollar, hanya untuk biaya operasi saja. Jika menambahkan biaya lainnya, 2 juta dollar, belum termasuk bayaran ku” jelas cynthia.

Tae hyun tercengang.


“kenapa? Itu tidak mahal. Banyak perawatan yang lbih mudah tapi lebih mahal.” Kata Cynthia.


Do Joon sedang makan ditemani pelayan. Tiba-tiba istrinya masuk ke ruang makan dengan setengah sadar (atau mabukkah?). istrinya duduk di meja di seberang Do Joon dan meminta air pada pelayan.



Setelah Istri Do Joon meminum air, dia bertanya siapa Do Joon yang duduk di depannya. Do Joon terbengong dibuatnya. Hahaha.. Do Joon hanya bisa mengelengkan kepalanya melihat kelakuan istrinya, lalu Chae Yong pun tertidur diatas meja.

Tak lama, sekertaris Do Joon dtang membawa kabar buruk. Dia berbisik kepada Do Joon.
“Apa? Permohonan pengadilan?” teriak Do Joon lalu melirik istrinya. Dengan kesal Do Joon keluar dari ruang makan.

Istrinya membuka matanya. Ternyata Chae Yoon pura-pura tertidur saja toh..
“Permohonan perintah pengadilan untuk kunjungan kerumah sakit?” ucap Do Joon
“Tenanglah Presdir” kata sekertarisnya
“Tenang? Kau bilang ini takkan terjadi”
“Maafkan aku”


Do Joon yang stress membanting dokumen tersebut, meminum air dan memegang lehernya.

“Baik, aku akan tenang, lantas apa? Apa yang harus kau lakukan sekarang?”
“hakim belum ditentukan, tapi kami akan pastikan permohonan itu takkan diterima. Dan kami akan mengirim penasihat ke rumah sakit presdir Ko tidak akan bertemu dengan Yeo Jin. Jadi anda tak perlu cemas” Jawab sekertaris
“aku tak ingin mendengar jawaban seperti itu!” kata Do Joon berang
“Mereka pasti tahu sesuatu tentang Yeo Jin. Jika tidak, mereka tidak akan membuat permohonan pengadilan untuk bertemu dia. Aku pikir.. Aku harus membunhnya” lanjut Do Joon
Sekertaris terkejut.
Do Joon berkata beritahu direktur rumah sakit untuk segera membunuh Yeo Jin. Anda tidak bisa begitu, pak, potong sekertaris. Rencana yang sudah kita susun selama 3 tahun menjadi tidak berarti, lanjut sekertaris.

“Jika anda melihat permohonan ini, tak ada alasan untuk mempercayai bahwa mereka mengetahui keadaanya.” Kata sekertaris



Do Joon mengamuk, dia mengambil gelas kaca dan membantingnya ke arah sekertaris.
“jangan bertindak seolah kau satu-satunya yang pintar! Saat aku menyuruhmu untuk membunuhnya, bergegaslah membunuhnya!” bentak Do Joon

Do Joon melihat jam yang menunjukkan hampir jam 12 siang.
“Aku beri waktu 48jam mulai dari sekarang. Selesaikan permohonan pengadilan itu sekarang. Jika tidak, aku akan menguburmu bersama Yeo Jin” perintah Do Joon yang diiyakan sekertarisnya.


Pelayan yang tadi menemani Do Joon makan, membisikkan sesuatu ke Chae Yong. Chae Yong bergumam 48 jam?



Di atap rumah sakit, Tae Hyun merenung. Dia mengigat kembali sewaktu dia mengobati Doo Chul dulu, polisi datang mengejar sampai akhirnya melompat dari jembatan.
“Benar... Itu saja tak cukup untuk membeli sepotong permen. Semua tindakan gila itu.. “ batin Tae Hyun
kau bisa berhenti sekarang” perkataan So Hyun yang terngiang kembali dalam ingatan Tae Hyun
Tae Hyun kembali memikirkan pertemuan mendadaknya dengan Yeo Jin. Suara Yeo Jin “Haruskah aku membayarmu? Tidak.. Haruskah aku menyelamatkan adikmu? Pikirkan matang-matangdan bangunkan aku”

Yeo Jin di dalam bawah sadarnya menunggu dengan cemas. Kemudian terdengar suara dari atas. Yeo jin berkata dia datang. Tae Hyun berjalan masuk ke ruang rawat Yeo Jin .



Tae Hyun melihat Yeo Jin . tangannya meraih selang infus Yeo Jin dan menghentikan aliran cairan dalam infus tersebut. Cairan berhenti mengalir dan di dalam alam bawah sadarnya Yeo Jin berubah cerah, Yeo Jin melihat keatas

Ini adalah hari ke 1172 sejak aku dikurung dalam kotak kaca ini. Akhirnya... Saat saat yang aku nantikan datang juga. Ya, aku sedang bermimpi sekarang.” Suara Yeo Jin



Yeo Jin mulai menggerakkan tangannya. Tubuhnya mengalami kejang-kejang.

Monitor memberikan warning, begitu juga ponsel perwat Hwang. Perawat Hwang berkata akan mengecek Yeo Jin kepada dua perawat lain. Perawat pertama mengatakan Dr Kim baru pergi kesana, perawat Hwang bergegas.

Dalam ruang Yeo Jin masih kejang-kejang, Tae Hyun panik, sensor disamping Yeo Jin mengirimkan sinyal ntah kemana, nampaknya semua orang akan tahu keadaan Yeo Jin.


“Nona Han Yeo Jin buka matamu. Buka matamu sekarang!” Teriak Tae Hyun sambil menguncang-guncangkan tubuh Yeo Jin. Saat itu juga mata Yeo Jin terbuka.


Perawat Hwang meletakkan tangannya untuk masuk kedalam ruangan tapi tiba-tiba teleponnya berbunyi. Dia mengangkatnya yang rupanya dari kartu kredit yang ingin berbicara. Perawat Hwang berteriak untuk tidak menghubunginya lagi.


Dia kembali meletakkan tangannya untuk masuk kembali kedalam ruang rawat Yeo Jin. Di dalam, Yeo Jin tertidur (atau pura-pura kah?) seperti biasa, monitor juga bekerja seperti biasa. Perawat Hwang mengecek sensor disamping tempat tidur, mengecek monitor, dan kemudian melihat Tae Hyun yang tertidur disofa.
Perawat membangunkan dan mengusir Tae Hyun. Tae Hyun berkilah jika tadi malam dia menerima panggilan keluar.



“Apa Kau gila? Berani-beraninya kau... Apa yang sedang kau lakukan?” kata perawat Hwang
“Apa? Aku tidak boleh berbaring disini? Tempat ini tenang dan aman.”
“Apa kau tahu ini dimana?”
“Tempat apa ini? Aaa.. Adengan kriminal dimana seseorang dikurung dan ditidurkan?” ejek Tae Hyun
Perawat terkejut. Tae Hyun bertanya kenapa kau sangat terkejut. Perawat mengetik hpnya.
“Kenapa? Kau mau melaporkanku?” tanya Tae Hyun
“Direktur? Orang yang lebih tinggi? Presdir? Bagus! Saat kau membuat laporan laporkan padanya bagaimana kau membuat Yeo Jin terbangun minggu lalu. Saat dia menyayat pergelangan tangannya dan pergi keruang operasi. Kasus percobaan bunuh diri.” Lanjut Tae Hyun


Tae Hyun melanjutkan tidurnya disofa dan meminta perawat mematikan lampunya saat dia pergi nanti. Jangan memancingnya. Hidup bersama gangster membuatnya mnjadi setengah gangster. Jika kau mengerti pergilah. Perawat pun pergi dengan amarah.


Setelah perawat pergi, Tae Hyun bergumam apa yang sudah dia lakukan. Yeo Jin berkata tadi dia menutup matanya sehingga tidak melihat wajah perawat. Apa yang kau inginkan dariku, tanya Tae Hyun. Itu tidak benar, jawab Yeo Jin.

“jika kau sudah memikirkan ini dan membangunkan aku tanpa peringatan, itu yang seharusnya pertannyaan yang aku ajukan. Beritahu aku apa yang kau inginkan.” lanjut Yeo Jin.

Perawat Hwang kembali ketempatnya masih dengan marah.


Kembali lagi ke ruang Yeo Jin. Yeo Jin meminta hp Tae Hyun. Kenapa? Tanya Tae Hyun. “Kamu membutuhkan uang” jawab Yeo Jin.

Melihat tangan Yeo Jin yang kaku, Tae Hyun menyelipkan hpnya ke tangan Yeo Jin.Yeo Jin tak pandai mengoperasikannya jadi dia bertanya dan Tae Hyun mengambil hpnya, hendak mengajarkannya tapi..
“Saat aku bertanya dengan kata-kata, jawab aku dengan kata-kata” kata Yeo Jin
Yeo Jin menghubungi bank di geneva, swiss

berlanjut ke part 2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apa Drama Yang Baru di Desember 2017?

Bentar lagi kita memasuki bulan Desember 2017 loh. Kepo gak dengan drama drama yang bakal tayang bulan desember 2017 nanti? Kepo donk. ...