Kim tae hyun menerima telepon dari seseorang (kayaknya dari
man shik).
Tae Hyun mengatakan untuk tak menghubunginya sampai dia
duluan yang menelepon. Ntah apa yang dikatakan si penelepon, Tae Hyun terkejut
dan menanyakan berapa jumlahnya kepada si penelepon. Dia mengupat si penelepon
maling, berapa banyak jumlah uang yang telah diberikan kepada mereka.
Suara Yeo Jin yang hilang kesadarannya : Sekarang
bertambah satu lagi penjagaku.
Tae Hyun memarahi si penelepon : “Dasar sinting, bagaimana
aku membayarnya. Aku bahkan tak bekerja paruh waktu lagi. Aku akan membuang hp
yang kau berikan kepadaku. Lakukan semaumu!”
Yeo Jin membuka matanya.
Suara Yeo Jin: dan dia
bisa dibeli dengan uang
Tae Hyun menutup teleponnya
Tae Hyun: “Masalah muncul satu per satu”
Yeo Jin bersuara : “Haruskah aku memberimu uang?”
Tae Hyun terkejut.
Suara Yeo Jin: Sekarang
tiba saatnyabagiku
3 presdir di perusahaan
berkumpul, sepertinya di sebuah galeri. Presdir Ko ingin mengajukan permohonan
perintah pengadilan untuk kunjungan rumah sakit. Presdir satunya mengatakan
bahwa itu akan menjadi perang habis-habisan.
Presdir Ko: “Jika perang itu harus kita lalui... bukankah
lebih baik jika kita menyerang lebih dahulu?” katanya dengan senyuman yang
penuh dengan percaya diri. Kedua presdir yang lain tampak memikirkannya dan
akhirnya menyetujuinya.
Mereka bertiga pun tersenyum bersama di depan sebuah
lukisan
Di rumah sakit, perawat Hwang memonitor keadaan Yeo Jin. Tak
lama kemudian Dr Lee dan Tae Hyun datang. Dr Lee bertanya apakah tidak terjadi
apa-apa semalam, perwat Hwang menjawab tidak. Dr Lee berkomentar Yeo Jin
menjadi lebih tenang sekarang.
Tae Hyun binggung apa yang dimaksud lebih tenang oleh Dr
Lee. Dr Lee berkata bahwa Yeo Jin mengalami kejang-kejang akhir-akhir ini. Tae
Hyun mengerti dan dia menatap Yeo Jin (yang sekarang ini tidak sadarkan diri)
dengan curiga. “Itu reaksi perlawanan”
kata Tae Hyun dalam hati.
Tae Hyun mengeluarkan senter kecil, hendak mengecek mata Yeo
Jin namun berhenti. Ia teringat sewaktu Yeo Jin sadarkan diri
Flash Back
Tae Hyun kaget Yeo Jin sadar dan bersuara: “Haruskah dia
memberikan uangnya? atau menyelamatkan adik Tae Hyun? Itu akan menjadi
pertanyaan yang lebih baik.”
Tae Hyun saat itu
terkejut dan bergegas mendekat kesebelah Yeo Jin dan melihat tangan Yeo Jin
yang menggengam selang infus sehingga cairan di dalam tidak mengalir.
Tae Hyun kemudian mengambil hpnya, hendak menghubungi Dr
Lee, namun Yeo Jin bersuara lagi “Jika kamu menekan tombol itu, kamu tidak akan
mendapatkan uang atau menyelamatkan adikmu”
“Pikirkan matang-matang, dan bangunkan aku..” kata Yeo Jin
yang kemudian menutup matanya dan melepaskan selang infus yang tadi digengam
Yeo Jin. Yeo Jin kembali tertidur.
Flash Back end
Tae Hyun lalu bergumam tidak... terlalu berbahaya baginya.
Ketika Tae Hyun hendak memeriksa mata Yeo Jin, Yeo Jin membuka matanya dan
mengatakan “Jangan membantah. Pada akhirnya kau akan membangunkanku” dan
menatap tajam pada Tae Hyun.
Tae Hyun sontak terkejut dan agak menjauhi Yeo jin. Dr Lee
dan perawat Hwang binggung dan melihat ke arah Tae Hyun. Tae Hyun berkilah tak
terjadi apa-apa, keduanya kembali menatap layar monitor Yeo Jin sedangkan Tae
Hyun kembali melihat Yeo Jin yang tertidur. Rupanya tadi hanya imajinasinya
saja.
Di ruang rawat bos gangster, seorang suster sedang mencoba
memasukkan jarum ke pembuluh darah bos gangster. Suster tersebut sangat
ketakutan karna dibelakangnya berdiri anak buah bos yang mengawasinya. Suster
menusukkan jarumnya tapi belum bisa menemukan pembuluh darah bos.
Suster tersebut telah 7 kali gagal memasukkannya. Bos
berkata pelan-pelan saja. Bos berkata itu adalah kesalahannya karna bertubuh
seksi sehingga jarum suntiknya gemetaran, jadi pelan-pelan saja. Dan untuk yang
kedelapan kalinya, suster akhirnya berhasil memasukkannya.
Bos bersyukur karna suster tidak melakukan untuk yang
kesembilan kalinya. Hahaha.. kasian si bos kesakitan..
Suster yang ketakutan itu segera meninggalkan ruangan
setelah sebelumnya berkata maap pada si bos dan menyuruh si bos beristirahat.
Setelah suster keluar, bos berkata dia datang kesini untuk hidup, tapi dia merasa
akan keluar dari tempat ini sebagai mayat.
Tak lama Tae Hyun masuk. Bos menyuruh Tae Hyun untuk
mengetok pintu lebih dahulu, seperti orang yang beradab. Tae Hyun bertanya apa
yang telah dilakukan bos pada suster sehingga muka suster sangat pucat. Bos pun
mengeluh jika mendapat tusukan 8 kali hanya untuk infus, apa yang akan kau
lakukan?
Bos pun melanjutkan keluhannya, haruskah Doo Chul yang
perkasa ini berteriak kepada wanita muda itu? Atau haruskah dia menakutinya?
Hahaha.. ternyata namanya Doo Chul ya? Okaylah kita panggil dia Doo Chul aja
ya..
Doo Chul mengoceh lagi, jika sewaktu wanita muda melihat
tubunya yang seksi, itu akan sedikit berpengaruh pada mereka. Tae Hyun mengerti dan bertanya: “Kenapa Bos harus diinfus
padahal dia baik-baik saja? Kapan kau akan pergi? Kau bahkan tidak sakit!”
Doo Chul berkilah : “Aku tidak sakit? Seluruh tubuhku pegal,
apakah kau tahu betapa hatiku sakit sekarang? Anak buahku terpisah dan
ditangkap, hatiku tidak dalam keadaan baik sekarang.”
Tae Hyun menghela nafas dan mengeluh dia bisa gila dengan
semua ini.
Doo Chul rupanya mempunyai berita bagus. Anak buahnya
mengambil koran dan Doo Chul menunjukkannya pada Tae Hyun.
Rupanya dalam koran diberitakan aktor Cha Se Yoon ditangkap
karna berjudi.
“Wahh, bajingan ini berjudi juga ya.. Dia pantas
mendapatkannya.” Komentar Tae Hyun.
Doo Chul bilang dia akan menyimpan artikel ini dan
membingkainya. Tae Hyun binggung dan bertanya kenapa. Doo chul tertawa begitu
juga anak buahnya.
“Jangan-jangan ini perbuatanmu?” curiga Tae Hyun yang
diiyakan dengan tertawa doo chul yang membahana.
Tae Hyun menerima sms yang seketika merubah mimik wajahnya.
Apakah yang terjadi? Tae Hyun kemudian bergegas keluar ruangan berlari menuju
ke ruang rawat adiknya. Namun sebelum masuk, dia menenangkan dirinya dan
memasang wajah yang biasanya.
Tae Hyun masuk, adiknya memanggilnya oppa..
Scene beralih ke Tae Hyun yang berkonsultasi dengan dokter
adiknya. Tae Hyun menanyakan sebrapa parah adiknya yang dijawab dia hampir
mengalami uremia (gagal ginjal) oleh dokter. “Tapi untungnya ayahmu
menemukannya sebelum terlambat dan membawanya kerumah sakit. Namu n masalahnya imunitas humoral So Hyun yang tidk
merespon obat-obatan” tambah dokter.
Takut-takut Tae Hyun bertanya berapa lama So Hyun bisa
bertahan?
Dokter mengatakan jika So Hyun terus melakukan dialisis
(cuci darah) maka dia bisa bertahan untuk satu atau dua bulan.
“Walaupun dia bertahan, itu akan sangat sulit” tambah dokter. Tae Hyun tercengang, tak mampu berkata apa-apa.
Tae Hyun memasuki ruang rawat adiknya dan menemukan ayahnya
duduk menjaga adiknya. Ayahnya menyinggung Tae Hyun yang tampak hebat tapi
adiknya sedang sekarat.
“Wali pasien, silahkan tinggalkan kami sebentar” ucap Tae
Hyun tanpa memandang ayahnya.
Ayahnya berdiri dengan amarah dan meninggalkan kakak-adik
itu sendirian.
Tae Hyun duduk disamping adiknya. Sambil membelai rambut
adiknya, Tae Hyun menasihati untuk datang dialisis tepat waktu dan semua
terjadi karena adiknya tidak mendengarkannya. Alih-alih mengiyakannya, So Hyun
meminta kakanya untuk berdamai dengan ayahnya.
“Setelah aku mati, ayah akan menjadi satu-satunya
keluargamu” ucap So Hyun
“Hey, kau benar-benar..”
“baiklah jangan marah padaku” So Hyun dengan senyum
“Jika kau terus bicara omong kosong, maka aku akan pergi”
ancam Tae Hyun
“Kau juga harus mendengarkan aku... Buatlah keinginan orng
sekarat menjadi nyata” ucap So Hyun lirih
“Apa? Apa kau akan terus seperti ini?” kata Tae Hyun dengan
mata yang mulai berkaca-kaca
Tae Hyun membelakangi So Hyun. Dia mulai menangis
“Aku benar-benar bahagia hidup seperti ini. Dikehidupanku
selanjutnya aku akan menjadi kakakmu, kemudian aku akan menjagamu. Maafkan aku
kali ini. Kamu sudah melakukan lebih dari cukup. Kau bisa berhenti sekarang.”
Ucap So hyun yang kemudian memandang kearah lain dan menangis.
Kedua kakak-beradik itupun menangis tersedu-sedu.
Tae Hyun keluar ruangan dengan lesu, sempat menitikan
airmatanya lagi, dia berpapasan dengan ayahnya. Hendak berjalan pergi, ayahnya
berkata “hidup mati ditangan Tuhan. Manusia tidak bisa melakukan apa-apa dengan
kehidupan yang sudah ditentukan”.
Kemudian ayahnya berjalan pergi. Tae Hyun berbalik dan berkata kepada ayahnya “Terdengar
seperti... Kau tidak bertanggung jawab terhadap kematian ibu. Aku berbeda
darimu. Aku tidak menghindar dari tanggung jawab seperti pengecut.Aku tak akan
pernah melepaskan So Hyun”
Tae hyun kemudian berjalan pergi meninggalkan ayahnya.
Diruangannya, Tae Hyun duduk merenung. Mengigat perkataan So
Hyun kau bisa berhenti sekarang.
Cynthia masuk dan binggung apa yang terjadi. Tae Hyun menanyakan
apakah telah mendapatkan kabar dari amerika. Cynthia bilang mereka akan
memberitahu jika saatnya sudah tiba. Cynthia bertanya siapa pasien yang membuat
Tae Hyun mengomelinya pagi, siang dan malam. Tae Hyun menyuruh cynthia mengecek
lagi. Cynthia pun mengecek tab-nya dan terkejut.
Tae Hyun merebut tab cynthia, cynthia mau membacanya
terlebih dahulu, jadi Tae Hyun membiarkan cynthia membacanya lebih dulu.
Ternyata pasien tersebut ada kemungkinan sembuh. Pasien tersebut bisa mendapat
operasi untuk mentransfer antibodi sistem kekebalan tubuh dan amerika punya
jantung yang cocok.
Sangkin senangnya, Tae Hyun memeluk cynthia. Cyntia syok.
“terima kasih. Terima kasih, cynthia” ucap Tae Hyun masih
dalam memeluk cynthia. Cynthia pun semakin penasaran siapa pasiennya sehingga Tae
Hyun merasa senang sekali. Tapi biayanya satu setengah. Tae Hyun tak mengerti
apa yang dimaksud dengan cynthia. “1.5 juta dollar, hanya untuk biaya operasi
saja. Jika menambahkan biaya lainnya, 2 juta dollar, belum termasuk bayaran ku”
jelas cynthia.
Do Joon sedang makan ditemani pelayan. Tiba-tiba istrinya
masuk ke ruang makan dengan setengah sadar (atau mabukkah?). istrinya duduk di
meja di seberang Do Joon dan meminta air pada pelayan.
Setelah Istri Do Joon meminum air, dia bertanya siapa Do
Joon yang duduk di depannya. Do Joon terbengong dibuatnya. Hahaha.. Do Joon
hanya bisa mengelengkan kepalanya melihat kelakuan istrinya, lalu Chae Yong pun
tertidur diatas meja.
Tak lama, sekertaris Do Joon dtang membawa kabar buruk. Dia
berbisik kepada Do Joon.
“Apa? Permohonan pengadilan?” teriak Do Joon lalu melirik
istrinya. Dengan kesal Do Joon keluar dari ruang makan.
Istrinya membuka matanya. Ternyata Chae Yoon pura-pura tertidur saja toh..
Istrinya membuka matanya. Ternyata Chae Yoon pura-pura tertidur saja toh..
“Permohonan perintah pengadilan untuk kunjungan kerumah
sakit?” ucap Do Joon
“Tenanglah Presdir” kata sekertarisnya
“Tenang? Kau bilang ini takkan terjadi”
Do Joon yang stress membanting dokumen tersebut, meminum air
dan memegang lehernya.
“Baik, aku akan tenang, lantas apa? Apa yang harus kau
lakukan sekarang?”
“hakim belum ditentukan, tapi kami akan pastikan permohonan
itu takkan diterima. Dan kami akan mengirim penasihat ke rumah sakit presdir Ko
tidak akan bertemu dengan Yeo Jin. Jadi anda tak perlu cemas” Jawab sekertaris
“aku tak ingin mendengar jawaban seperti itu!” kata Do Joon
berang
“Mereka pasti tahu sesuatu tentang Yeo Jin. Jika tidak,
mereka tidak akan membuat permohonan pengadilan untuk bertemu dia. Aku pikir..
Aku harus membunhnya” lanjut Do Joon
Sekertaris terkejut.
Do Joon berkata beritahu direktur rumah sakit untuk segera membunuh Yeo Jin. Anda tidak bisa begitu, pak, potong sekertaris. Rencana yang sudah kita susun selama 3 tahun menjadi tidak berarti, lanjut sekertaris.
Do Joon berkata beritahu direktur rumah sakit untuk segera membunuh Yeo Jin. Anda tidak bisa begitu, pak, potong sekertaris. Rencana yang sudah kita susun selama 3 tahun menjadi tidak berarti, lanjut sekertaris.
“Jika anda melihat permohonan ini, tak ada alasan untuk
mempercayai bahwa mereka mengetahui keadaanya.” Kata sekertaris
Do Joon mengamuk, dia mengambil gelas kaca dan membantingnya
ke arah sekertaris.
“jangan bertindak seolah kau satu-satunya yang pintar! Saat
aku menyuruhmu untuk membunuhnya, bergegaslah membunuhnya!” bentak Do Joon
Do Joon melihat jam yang menunjukkan hampir jam 12 siang.
“Aku beri waktu 48jam mulai dari sekarang. Selesaikan permohonan
pengadilan itu sekarang. Jika tidak, aku akan menguburmu bersama Yeo Jin”
perintah Do Joon yang diiyakan sekertarisnya.
Pelayan yang tadi menemani Do Joon makan, membisikkan
sesuatu ke Chae Yong. Chae Yong bergumam 48 jam?
Di atap rumah sakit, Tae Hyun merenung. Dia mengigat kembali
sewaktu dia mengobati Doo Chul dulu, polisi datang mengejar sampai akhirnya
melompat dari jembatan.
“Benar... Itu saja tak
cukup untuk membeli sepotong permen. Semua tindakan gila itu.. “ batin Tae
Hyun
“kau bisa berhenti
sekarang” perkataan So Hyun yang terngiang kembali dalam ingatan Tae Hyun
Tae Hyun kembali memikirkan pertemuan mendadaknya dengan Yeo
Jin. Suara Yeo Jin “Haruskah aku
membayarmu? Tidak.. Haruskah aku menyelamatkan adikmu? Pikirkan matang-matangdan
bangunkan aku”
Yeo Jin di dalam bawah sadarnya menunggu dengan cemas. Kemudian
terdengar suara dari atas. Yeo jin berkata dia datang. Tae Hyun berjalan masuk
ke ruang rawat Yeo Jin .
Tae Hyun melihat Yeo Jin . tangannya meraih selang infus Yeo Jin dan menghentikan aliran cairan dalam infus tersebut. Cairan berhenti mengalir dan di dalam alam bawah sadarnya Yeo Jin berubah cerah, Yeo Jin melihat keatas
Tae Hyun melihat Yeo Jin . tangannya meraih selang infus Yeo Jin dan menghentikan aliran cairan dalam infus tersebut. Cairan berhenti mengalir dan di dalam alam bawah sadarnya Yeo Jin berubah cerah, Yeo Jin melihat keatas
“Ini adalah hari ke
1172 sejak aku dikurung dalam kotak kaca ini. Akhirnya... Saat saat yang aku
nantikan datang juga. Ya, aku sedang bermimpi sekarang.” Suara Yeo Jin
Yeo Jin mulai menggerakkan tangannya. Tubuhnya mengalami
kejang-kejang.
Monitor memberikan warning, begitu juga ponsel perwat Hwang. Perawat Hwang berkata akan mengecek Yeo Jin kepada dua perawat lain. Perawat pertama mengatakan Dr Kim baru pergi kesana, perawat Hwang bergegas.
Monitor memberikan warning, begitu juga ponsel perwat Hwang. Perawat Hwang berkata akan mengecek Yeo Jin kepada dua perawat lain. Perawat pertama mengatakan Dr Kim baru pergi kesana, perawat Hwang bergegas.
Dalam ruang Yeo Jin masih kejang-kejang, Tae Hyun panik,
sensor disamping Yeo Jin mengirimkan sinyal ntah kemana, nampaknya semua orang
akan tahu keadaan Yeo Jin.
“Nona Han Yeo Jin buka matamu. Buka matamu sekarang!” Teriak
Tae Hyun sambil menguncang-guncangkan tubuh Yeo Jin. Saat itu juga mata Yeo Jin
terbuka.
Perawat Hwang meletakkan tangannya untuk masuk kedalam
ruangan tapi tiba-tiba teleponnya berbunyi. Dia mengangkatnya yang rupanya dari
kartu kredit yang ingin berbicara. Perawat Hwang berteriak untuk tidak
menghubunginya lagi.
Dia kembali meletakkan tangannya untuk masuk kembali kedalam
ruang rawat Yeo Jin. Di dalam, Yeo Jin tertidur (atau pura-pura kah?) seperti
biasa, monitor juga bekerja seperti biasa. Perawat Hwang mengecek sensor
disamping tempat tidur, mengecek monitor, dan kemudian melihat Tae Hyun yang
tertidur disofa.
Perawat membangunkan dan mengusir Tae Hyun. Tae Hyun
berkilah jika tadi malam dia menerima panggilan keluar.
“Apa Kau gila? Berani-beraninya kau... Apa yang sedang kau
lakukan?” kata perawat Hwang
“Apa? Aku tidak boleh berbaring disini? Tempat ini tenang
dan aman.”
“Apa kau tahu ini dimana?”
“Tempat apa ini? Aaa.. Adengan kriminal dimana seseorang
dikurung dan ditidurkan?” ejek Tae Hyun
Perawat terkejut. Tae Hyun bertanya kenapa kau sangat
terkejut. Perawat mengetik hpnya.
“Kenapa? Kau mau melaporkanku?” tanya Tae Hyun
“Direktur? Orang yang lebih tinggi? Presdir? Bagus! Saat kau
membuat laporan laporkan padanya bagaimana kau membuat Yeo Jin terbangun minggu
lalu. Saat dia menyayat pergelangan tangannya dan pergi keruang operasi. Kasus percobaan
bunuh diri.” Lanjut Tae Hyun
Tae Hyun melanjutkan tidurnya disofa dan meminta perawat
mematikan lampunya saat dia pergi nanti. Jangan memancingnya. Hidup bersama
gangster membuatnya mnjadi setengah gangster. Jika kau mengerti pergilah. Perawat
pun pergi dengan amarah.
Setelah perawat pergi, Tae Hyun bergumam apa yang sudah dia
lakukan. Yeo Jin berkata tadi dia menutup matanya sehingga tidak melihat wajah
perawat. Apa yang kau inginkan dariku, tanya Tae Hyun. Itu tidak benar, jawab
Yeo Jin.
“jika kau sudah memikirkan ini dan membangunkan aku tanpa
peringatan, itu yang seharusnya pertannyaan yang aku ajukan. Beritahu aku apa
yang kau inginkan.” lanjut Yeo Jin.
Kembali lagi ke ruang Yeo Jin. Yeo Jin meminta hp Tae Hyun.
Kenapa? Tanya Tae Hyun. “Kamu membutuhkan uang” jawab Yeo Jin.
Melihat tangan Yeo Jin yang kaku, Tae Hyun menyelipkan hpnya
ke tangan Yeo Jin.Yeo Jin tak pandai mengoperasikannya jadi dia bertanya dan
Tae Hyun mengambil hpnya, hendak mengajarkannya tapi..
“Saat aku bertanya dengan kata-kata, jawab aku dengan
kata-kata” kata Yeo Jin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar