Sabtu, 09 April 2016

Sinopsis Page Turner Episode 1


 Prolog:
Kisah mengharukan 3 remaja
Seperti Page Turner yang membalikkan lembaran notasi balok, mereka membantu penampilan dari jarak dekat. Melakukan yang terbaik supaya sipemain memukau



Yoo Seoul: Aku bukannya jenius. Cuman kamu saja yang tidak ada apa-apanya

Mereka menjadi rekan terbaik


Jin Mo: Wanita itu selalu menyerangku dengan kata-kata kasarnya. Bapa, mohon bantu dia menyadari kesombongannya, hukumlah dia dengan api neraka


Yoon Seoul: Tahu apa sudah kau lakukan?


Cha Sik: Kenapa kau mengambilnya? Tega sekali!


Kisah mengharukan 3 remaja
Page Turner Episode 1
-Yang Dianugrahi Talenta dari Tuhan-


Sambil menunggu, Yoo Seoul berhias diri. Didekatnya ada sekelompok siswa bersepeda menuju sekolahnya. Ibu keluar dari rumah menuju mobil, Yoo Seoul segera mengganti musik yang tadinya bergenre pop menjadi musik klasik.


Ibu bertanya kenapa Yoo Seoul tidak melihat buku musiknya saja, Yoo Seoul beralasan tak mau mabuk saat ibunya menyetir. Ibu menjawab mabuk cuman sebentar, ibu kembali menyuruhnya membaca notasi baloknya sekali lagi karena Yoo Seoul tak tahu lagu mana yang dimainkan sewaktu tes nanti.


Sekelompok siswa bersepeda tadi berhenti saat melihat ada piano dipinggiran jalan, Cha Sik penasaran siapa yang menaruk keyboard disana. Temannya bertanya keyboard, bukannya piano?


Cha Sik menjelaskan itu bukan piano melainkan keyboard, piano itu tuh yang besar, lebar dan punya tutup, temannya melanjutkan yang berkaki tiga? Cha Shik membenarkan, temannya memujinya pintar sekali, mereka pun melanjutkan bersepeda. Tak jauh darisana, seorang gelandangan hanya menggeleng-geleng kepalanya melihat anak-anak itu.


Mobil merah yang dikendarai Yoo Seoul rupanya belakangnya ditempeli “Seorang pianis hebat berada di mobil ini”, ibu mengatakan bahwa prof.Moon akan datang diujian ini dan menyuruh Yoon Seoul menarik perhatiannya.


Melihat jari Yoo Seoul yang sedang tidak latihan, ibu menegurnya. Yoo Seoul pun mau tak mau mengeluarkan alat latihan untuk melatih jarinya.

“Karena ujian ini penyisihan, kamu membutuhkan page turner. Minta saja Jina atau Jeong Sik karena mereka saingan yang paling mudah” ucap ibu

Ibu kemudian menyinggung soal Jin Mok



Di aula ujian, Jin Mok sedang bersiap akan ujian. Juri bertanya siapa yang akan menjadi page turner-nya Jin Mok, Yoo Seoul menatap ibu dan ibu mengangguk.


Rupanya tadi (sewaktu di mobil) ibu meminta Yoo Seoul untuk menjadi page turnernya Jin Mok, karena Jin Mok berusaha mengalahkan Yoo Seoul, ia berlatih sampai ketiduran di ruang latihan.

Jadilah Yoo Seoul mengangkat tangannya, bersedia menjadi page turnernya Jin Mok.
Temannya bergosip, bukannya mereka musuh bebuyutan?


Juri menyuruh Jin Mok memilih judul dan mengatakannya


Teman siswi kembali bergosip, Jin Mok orangnya psikopat, kalaulah dapat notasi romantis, mampuslah dia

Judul lagu yang akan dimainkan Jin Mok Chopin Valse in E Minor Op.Post

Yoo Seoul tersenyum, begitu juga ibu, lagu yang didapat rupanya termasuk jenis lagu romantis.


Jin Mok menuju piano, sebelum memainkannya ia menghembuskan napas panjang dan melirik ke belakang sebentar, lalu memulai permainannya.


Kembali ke sewaktu perjalanan, ibu berkata page turner itu bisa menyelamatkan maupun menghancurkan penampilan. Karena ini pendahuluan, jka kamu membukanya perlahan akan sedikit menyulitkannya.

Yoon Soul bertanya kenapa ia harus curang begini, ibu malah bertanya tahukah mengapa cacing menggeliat sewaktu diinjak, itu karena kita menginjaknya terlalu lembut, lalu ibu mengatakan ia terganggu dengan geliatannya Jin Mok dan menyuruh Yoo Seoul menginjaknya dengan benar. Yoo Seoul hanya mengiyakannya saja.

(ih, mama curang deh. Yoo Seoul kenapa diajarin curang kaya gitu ya??? -_- )


Kembali lagi ke ujian, siswa cowok berbisik jika dia yang menjadi Yoo Seul, dia takkan membalik halamannya dengan baik (sama nih kaya mama -_-) namun siswi disampingnya membela Yoo Seul takkan licik seperti itu.


Ibu merekam dengan videonya permainan Jin Mok.

Sekarang waktunya membalik halaman, tebak apakah Yoo Seul melakukan sesuai keinginan ibunya?


Ternyata Yoo Seul membalik halamannya dengan baik, ibu kesal.

Flashback:

Ibu Yoo Seul mengajari Jin Mok kecil bermain piano (dulunya ibu adalah guru les pianonya Jin Mok) dan Yoo Seul kecil selalu ikut dengan ibunya. Karena Jin Mok kecil bermain pianonya tanpa feel, jadi ibu menunjukkan permainan sebenarnya dengan feel


Selesai ibu bermain ibu bertanya pendapatnya Jin Mo, “Bagaimana? Bukankah terdengar seperti tarian sepasang kekasih sebelum berpisah? Menyayat hati sekaligus indah, iya kan?”

Ayah Jin Mok datang, Jin Mok menjawab tidak. Ibu mengerti, mungkin Jin Mok masih terlalu kecil untuk mengerti perasaan itu. Ibu mencontohkan permaian Jin Mok yang tanpa feel tadi dan bertanya apakah permainannya tadi seperti marching band kan.


Jin Mok malah melirik ayahnya dan mengatakan ia akan mengganti guru saja, ibu dan Yoo Seul kecil terkejut, dengan tenang ayah bertanya kenapa, Jin Mok beralasan ia tak bisa les dengan seseorang yang tidak sekolah di luar negri juga Yoo Seul yang selalu menganggunya.
Flashback end.


Jin Mok selesai memainkan lagunya, siswa tadi berkomentar pas sekali seperti komputer yang memainkannya namun siswi berkomentar ada yang kurang. Jin Mok memberi hormat pada juri, ia melirik ke arah Yoo Seul dan berbisik ia pikir Yoo Seul takkan membalik halamannya dengan baik, Yoo Seul membalas tadinya sih maunya gitu, tapi ngapain juga toh kamu memang kurang. Jin Mok menoleh kesal tapi Yoo Seul hanya menanggapinya dengan senyuman lebar (cantikk lohh)



Itulah Yoon Yoo Seul – Rangking 1 dijurusan Piano SMA Seni Han Joo


Selanjutnya yang akan bermain adalah Yoo Seul, juri bertanya siapa yang akan menjadi page turnernya. Mendengar itu, Jin Mok dengan senang hati menawarkan dirinya. Yoo Seul dan ibu terkejut tapi apalah boleh buat. Yoo Seul telah memilih lagu, lagunya Rachmanioff Prelude Op.23 No.5 (apa lagu klasic susah susah semua ya? Nyebut aja susah apalagi ngetiknya. Kekekekeke).


Saat Yoo Seul memainkannya, siswi berkomentar murid pria saja susah memainkannya, siswa berkomentar ia yakin Rahmanioff mengubahnya karena ini menyombongkan tangan besarnya, karena jari Yoo Seul kecil, ia pasti akan kesulitan memainkannya.


Siswi bertanya-tanya apa Jin Mok akan membalikkan halamannya dengan tepat waktu, siswaberkomentar kalau dia sih akan membalikkan seenaknya saja.

Flashback

Jin Mok kecil bersikeras mau mengganti guru les, karena ibu mencontohkannya salah tapi malah ia yang disalahkan terus. Ibu datang meminta maaf, tapi dia sudah berusaha yang terbaik, ia tidak sekolah ke LN bukan karena tidak berbakat melainkan karena keadaan. Jin Mok berkata disekolahnya dan tempat lesnya ia selalu mendengar kalau dia itu berbakat, semua guru mengatakan dia jenius.


Ayah mengerti namun Jin Mok harus mencari gurunya sendiri. Ayah meminta maaf karena keadaanya menjadi begini dan memberikan gaji terakhir untuk ibu. Ibu masih berusaha membujuk Jin Mok.
Terdengar suara piano, Yoo Seul kecil yang memainkannya


“Lihat dengan baik! Ibuku mengatakan memainkannya seperti ini. Mamaku sudah benar mengajarimu, cuman kamu yang tidak mengerti” ucap Yoo Seul kecil

Jin Mok marah, ibu mengajari anaknya dengan baik tapi dia tidak. Ibu tercengang kaget, ia tak pernah mengajari putrinya bermain piano tapi dia memainkannya dengan sempurna.


Ibu mendekat ke Yoo Seul yang sedang bermain piano, “Kamu berbakat! Inilah bakat sesungguhnya”
Ayah pun heran, ibu tak pernah mengajarinya namun Yoo Seul bermain dengan baik. 


Jin Mok yang kesal menutup pianonya, untunglah tangan ibu sempat melindungi tangan putrinya, Ayah langsung memarahi anaknya. Dilain sisi, Ibu malah mengkhawatirkan tangan Yoo Seul. Ibu langsung mengajak Yoo Seul pergi dari sana, ibu bahkan membuang uang yang sempat ayah beri tadi dan pergi dari sana.
Flashback end.


Kembali lagi ke ujian, waktunya membalik halaman dan tepat seperti yang diduga semua orang, Jin Mok berdiri dan menjatuhkan lembaran musik Yoo Seul sehingga permainan pun terganggu. Jin Mok beralasan dia gugup sekali sehingga menjatuhkannya, siswa tadi berbisik pasti Jin Mok sengaja menjatuhkannya.


Saat Jin Mok akan mengambil lembaran tsb, tangan Yoo Seul malah menepis tangan Jin Mok.
“Maaf, aku juga gugup” balas Yoo Seul

Yoo Seul kemudian melanjutkan permainannya tanpa lembaran musik. Semua orang terkagum-kagum dibuatnya. Jin Mok kesal dan berjalan turun dari panggung.


Di tempat lain, sedang berlangsung kompetensi lompat galah. Pelatih tengah menasehati Cha Shik, namun Cha Shik hanya fokus ke ibunya yang hadir disana. Seorang ahjumma bermantel zebra tak sengaja menyenggol tas ibu Cha Shik hingga jatuh tapi dia tak meminta maaf.

Cha Shik melihatnya, ahjumma membuka spanduk untuk menyemangati anaknya (yang juga atlet lompat galah) tak sengaja menjatuhkan susu ibu Cha Sik, tambah marahlah Cha Shik


“Hey Ahjumma bermantel zebra!! Susu stroberi! Mamaku suka susu stroberi tapi kau menjatuhkan susunya!” teriak Cha Shik


Ibu Cha Shik berbisik dia baik-baik saja, tapi Cha Shiklah yang tak rela ibunya digituin. Cha Shik kemudian berteriak mencari dimana Kang Joon Ho (anak ahjumma zebra, ia menulis nama anaknya di spanduknya).


Pelatih kelabakan, ia mencoba menjelaskan pada wasit bahwa Cha Shik hanya terlalu bersemangat, pelatih menghampiri Cha Shik dan mengatakan Joon Ho adalah atlet nasional yang lompatannya lebih tinggi 17cm dari Cha Shik.

Pelatih kemudian memanfaatkan hal ini untuk memanas-manasi Cha Shik, Cha Shik bertanya berapa sih rekor Joon Ho itu, 5.27.


Pelatih berusaha menjelaskan setidaknya Cha Shik harus melompat setidaknya 5.10, Cha Shik langsung berteriak “SMA Atletik Jeong Cha Shik akan melompat 5.30 di percobaan ketiga”
Pelatih terkejut, ia berusaha mengatakan pada wasit Cha Shik akan melompat 5.10, Cha Shik kembali berteriak “30!!”, pelatih menyuruh kawannya membungkan mulutnya, rekor Cha Shik terbaik hanya sampai 10. Cha Shik memberontak dan berteriak “50!”, mencoba mengalah pelatih pun menyetujui Cha Shik melompat 30 saja, Cha Shik setuju dan mulai bersiap.


Ibu Cha Shik mengajak orang tua Joon Ho taruhan, jika Cha Shik berhasil melewati 5.30 maka mereka harus menerima kartu nama ibu Cha Shik, jika tidak maka ibu akan memberikan laptopnya yang merupakan sumber penghasilannya, ibu pun berteriak menyemangati putranya.




Cha Shik sudah siap dengan galahnya, sebelum mulai berlari dia sempat menghembuskan nafas panjang dulu. Cha Shik mulai berlari dan melompat, ia berhasil melewatinya dan mendarat diatas matras!! Pelatih, ibu bahkan Joon Ho terkejut kaget, semua orang bertepuk tangan, ibu pun bersorak meneriakkan nama anaknya.


Jeong Cha Shik – Atlet Lompat Galah dari SMA Atletik Woo Jeong



Pelatih dan kawannya berhamburan ke Cha Shik, Cha Shik berteriak pada ibunya, jadilah ibu memberikan kartu namanya ke ahjumma zebra tadi. Ibu Cha Shik rupanya adalah seorang penulis, ia penulis segala macam tulisan, mulai dari novel, teater, biografi sampai surat permohonan maaf. Ibu berpendapat sepertinya mereka tahu banyak yang akan menjadi klien-kliennya, makanya ibu memberikan kartu namanya supaya bisa memperkenalkan ibu pada mereka. Wkakakakak Lol juga ibu ini.


Kembali lagi ke pelatih, ia menyarankan Cha Shik melompat 5.35, tapi Cha Shik mengangkat tangannya mengumumkan dia akan melompat 5.50 meter!!

Sontak pelatih membungkam mulut Cha Shik, pelatih berbisik itu rekor terbaik korea, Cha Shik tahu itu tapi tadi ada seseorang yang mengatakn padanya bahwa hari ini dia bisa membuat rekor itu. 

Pelatih berteriak siapa yang bilang, Cha Shik menepuk pahanya (pahanya yang bilang dia bisa buat rekor gitu?? Hahahaha)


Pelatih jongkok berteriak “Itu Bohong!!!” pada paha Cha Shik.


Kembali ke ujian pianonya Yoo Seul, Yoo Seul keluar memanggil ibunya yang telah menunggunya. Yoo Seul bertanya apa dia tadi sudah benar-benar menginjak Jin Mok kan, ibu belum puas bertanya mengapa Yoo Seul tak mendengarkannya. Ibu mengigatkan yang dilakukan Jin Mok tadi, jika Yoo Seul tak berhati-hati Jin Mok bisa saja yang menginjaknya, YooSeul mengerti.


Melihat Jin Mok keluar dari aula ujian, ibu menghampiri dan menawarkan tumpangan ke tempat lesnya Jin Mok. Dengan wajah kesalnya, Jin Mo menolak ajakan ibu dan berlalu pergi namun Yoo Seul memanggilnya dan bertanya tadi itu kesengajaan Jin Mok kan.


“Kamu berusaha keras pura-pura menjatuhkannya, tapi ketara sekali. Tapi bagaimana ya? Aku ingat semuanya” ucap Yoo Seul sombong (omo omo sombongnya over kaliii)

Jin Mok bertanya apa Yoo Seul sekarang sedang menyombongkan diri Yoo Seul jenius, Yoo Seul malah tertawa, “Berapa kali harus kukatakan, aku bukannya jenius. Hanya saja... Kau yang tidak ada apa-apanya”

Jin Mok menahan amarahnya, Yoo Seul mengajak ibunya pergi.


Jin Mok masuk ke gereja, ia berdoa: Allah Bapa yang maha adil, kumohon jangan diam saja, murkalah. Wanita itu selalu menyerangku dengan kata-kata kasarnya. Aku berusaha menahan amarahku seperti firmanMu, tapi dia memamerkan kemampuannya dan merendahkanku



Yoo Seul masuk ke mobil bersama ibunya, disisi lain Cha Shik sudah bersiap dengan galahnya
Dia tak bersyukur atas talenta yang Bapa anugrahkan kepadanya, hukumlah orang yang sombong.
Cha Shik mulai berlari


Anak yang menganggap sepele upayaku untuk mengasah bakatku aku tak yakin bisa tahan akan kesombongannya

Bapa, aku memohon bantu dia menyadari kesombongannya kumohon hukumlah dia dengan api neraka



Cha Shik berhasil melewati tiang, namun sewaktu tubuh Cha Shik telah melewati tiang, dia tidak mendarat dengan mulus, galahnya mengenai daerah sekitar kejantanannya, Cha Shik kesakitan.

 (ini yang sombong Yoo Seul kenapa Cha Shik juga yang kena? Apa karena tadi itu dia sombong? Bukannya dia tadi itu percaya diri getoo?)

Ribet download drama korea?? Pesan flashdisk kami, bisa muat 4 hingga 8 drama korea, pilih sendiri lagi.. 
Untuk info dan pemesanan, sms ke 
0821 6993 4345
atau




Di mobil, ibu meracau lagi mengenai Jin Mok tadi yang berusaha mengalahkan Yoo Seul, Yoo Seul malah terkejut melihat truk yang datang semakin mendekat kearah mereka,

Tolong buat mereka terpuruk dalam kegelapan yang tak berkesudahan dan perlihatkan pada kami kalau Kau, Bapa yang Maha Adil.


Kecelakaan pun tak terelakkan, nampaknya parah sampai-sampai ban mobil lepas dari rangkanya.


Dalam nama Yesus Kristus, aku berdoa, Amin


Jin Mok membuka matanya dan ponselnya pun berdering, temannya mengabarkan Yoon Yoo Seul mengalami kecelakaan, Jin Mok kaget mendengarnya dan bertanya seberapa parah lukanya. Temannya mengatakan tidak parah tapi kepala Yoon Seul terbentur keras kemungkinaan dia buta.


Jin Mok masih syok, kaget dengan berita tersebut. Ia menoleh melihat patung Yesus di gereja.


Yoon Seul diperiksa dokter, ia hanya bisa melihat cahaya saja tapi tidak jelas, ia bahkan tidak bisa melihat jari yang ditunjukkan ibunya. Dokter menjelaskan, akibat kecelakaan saraf optik Yoo Seul rusak dan jarang ada yang bisa melihat kembali.


Ibu Yoo Seul berkata pasti ada solusinya, ibu bertanya bagaimana dengan transplantasi kornea, dokter mengatakan korneanya tidak bermasalah yang bermasalah itu saraf optiknya jadi tidak mungkin dilakukan transplantasi.

Mengetahui Yoo Seul akan buta selamanya, ibu bertanya bagaimana dengan piano”Jika dia buta, bagaimana dia bisa membaca notasi balok? Dia harus berlatih sekarang!”

Dokter membentak yang seharusnya dikhawatirkan sekarang bukan piano melainkan Yoo Seul sendiri, ibu berteriak piano adalah segalanya bagi Yoo Seul. Tak terima diagnosa dokter, ibu mengajak Yoo Seul mencari dokter lain saja.


Ibu mengemasi pakaian Yoo Seul sambil mengoceh akan mencari dokter lain saja, karena latihan Yoo Seul ditunda begitu sampai rumah ibu menyuruhnya latihan dengan percaya diri saja, sementara itu Yoo Seul hanya diam dengan tatapan kosong.

“Meski penglihatanmu tak kembali, tetaplah optimis. Telingamu mungkin akan lebih peka dan kamu bisa jadi pianis yang hebat” ucap ibu


Ibu menyuruhnya menunggu sementara ia akan mengurus kepulangannya. Yoo Seul hanya diam saja memegangi alat latihan jarinya.


Ibu masuk ketoilet dan menangis sejadi-jadinya, pertahanannya runtuh. Suster yang mendengar tangis ibu mengetok pintu bertanya apa baik-baik saja, ibu keluar dan berkata dia harus baik-baik saja dan berjalan pergi.


Cha Shik berobat di rumah sakit yang sama, dokter memberitahu bahwa kecelakaan Cha Shik tadi tidak akan mempengaruhi masa depannya memiliki anak, ibu dan Cha Shik tersenyum bahagia. 


Dokter melanjutkan, yang jadi masalahnya spondylosis (berhubungan dengan tulang rawan, saya juga tidak begitu paham mengenai dunia kedokteran ^^) Cha Shik cukup parah.

Dokter menjelaskan, karena latihan 5 tulang belakan Cha Shik mengalami tekanan yang cukup berat sehingga dampaknya pun cukup serius, mereka harus mengoperasi tulang belakang Cha Shik mengakibatkan dia harus berhenti berolahraga.

Meskipun Cha Shik mengatakan ia tidak apa-apa yang penting tidak terjadi apa-apa dengan anu-nya, namun wajahnya berkata lain.


Jin Mok sedang berlatih piano (mungkin dirumahnya), namun dia tidak bisa fokus. Ia menatap foto Yesus (yang ditarunya diatas piano) dan berkata “Mengapa kau melihatku seperti itu?” lalu menelungkupkan foto Yesus.


Jin Mok ke florist untuk membeli bunga, florist bertanya apa Jin Mok mencari bunga untuk pacarnya, mata Jin Mok membesar dan menolak dugaan florist tersebut. Ia menunjuk satu jenis bunga, florist tersenyum dan membenarkan dugaannya tadi, ia menerangkan bahwa bunga yang dipilih Jin Mok tadi melambangkan selamanya cinta. Wkwkwkwk

Jin Mok akhirnya mengaku ia ingin memberikannya karena dia sedang sakit dan bertanya yang artinya cepat sembuh yang mana, saat florist sedang mencarinya Jin Mok bertanya lagi apa ada bunga yang artinya permintaan maaf.


Dengan muka muram, Cha Shik berjalan menuruni tangga, tiba-tiba ada tongkat yang mengenai kakinya membuat Cha Shik terkejut, itu tongkatnya Yoo Seul. Yoo Seul meminta maaf dan bertanya arah ke atap gedung, Cha Shik jadinya curiga dan berinisiatif akan menuntun Yoo Seul kesana.


Jin Mok sampai ke RS dan melihat Yoo Seul jalannya dituntun orang lain, ia jadi bertanya-tanya apa benar Yoo Seul buta dan mengikuti mereka.


Sampai diatap, Yoo Seul bertanya apa disana ada orang, Cha Shik emnjawab tidak ada, Yoo Seul beterimakasih dan Cha Shik pun meninggalkan tempat itu.


Ditinggal sendiri, Yoo Seul berjalan mendekat ke tepian pagar, ia melipat tongkatnya dan memberanikan diri memanjat.



Jin Mok datang dan memanggilnya membuat Yoo Seul kaget, Yoo Seul berteriak menyuruhnya tidak mendekat. Cha Shik belum jauh dari sana dan mendengar mereka. Jin Mok bertanya apa benar Yoo Seul tidak bisa melihat, “Benar aku tidak bisa melihat!” aku Yoo Seul.


Yoo Seul melanjutkan, menjadi buta seperti ini malah bagus, ia tak perlu melihat wajah Jin Mok yang menjijikan juga tak perlu melihat not not balok yang menyebalkan itu, Yoo Seul senang sekali tapi, ibunya masih ingin dia memainkan piano.

“Meskipun mataku menjadi seperti ini tapi dia masih ingin aku memainkan piano! Ibu macam apa yang berbuat begitu!” Yoo Seul mengeluarkan segala isi hatinya.


Yoo Seul kemudian menyalahkan Jin Mok, semua gara-gara dia, setelah Jin Mok meremehkan ibunya, ibunya berubah.Yoo Seul merogoh isi kantongnya dan membuang alat latihan jari yang selama ini bersamanya.

Cha Shik yang masih disana mendengarkan mereka pun berlalu pergi.


“Aku muak dengan segalanya. Aku muak pura-pura suka piano, aku lelah membencimu. Dengan aku masih didunia ini, pasti mengerikan bagimu, akupun begitu. Jadi sekarang, aku mau berhenti.”



Jin Mok terkejut, berhenti dari apa, Yoo Seul mengucapkan selamat tinggal pada Jin Mok dan menjatuhkan dirinya. Jin Mok terkejut dan meneriaki Yoo Seul.


Cha Shik berada dibawah menangkap Yoo Seul, Yoo Seul terkejut dan berteriak. Ia binggung mengapa dia belum mati


“Ini parkiran,bego!” ucap Cha Shik.

Cha Shik sudah menduga Yoo Seul akan melakukan yang enga-engga makanya Yoo Seul dibawa ke parkiran. Kekekekeke.

Yoo Seul yang kesal ditipu melayangkan pukulan ke Cha Shik yang tentu saja mudah dielak Cha Shik. Cha Shik mulai menasehati Yoo Seul-lah yang berbohong menyukai piano, bukan salahnya ibu yang jelas-jelas dibohongi, Jin Mok juga jangan disalahkan.

“Maaf menghentikan niatmu, mungkin lebih baik kalau kamu mati” ucap Cha Shik pergi dari sana.


Jin Mok berteriak menghentikannya, bagaimana Cha Shik bisa berkata begitu, apa Cha Shik tahu apa yang terjadi, Cha Shik membalas memangnya Jin Mok menyadari gak tindakannya membawa bunga untuk gadis buta?


Saat akan pergi, Cha Shik melihat dan mengambil alat latihan jari milik Yoo Seul dan menoleh melihatnya.


Pulang dari RS, Cha Shik curhat tentang kejadian Yoo Seul tadi pada ibunya. Ibunya bertanya kenapa juga Cha Shik tadi diatap, Cha Shik menuduh apa ibunya ini menuduhnya merokok?

“Aigoo.. jangan cemas aku tidak bakalan merokok kok. Aku takkan melakukan apapun yang membuatmu cemas.”


Mereka sampai diluar dan mendapati sedang hujan. Ibu mengambil payung dan akan membukanya namun kepala payung ibu copot dari pegangannya membuat Cha Shil tertawa terbahak-bahak.
Awalnya sih tertawa tapi kok airmatanya mulai keluar tuhh..



Ibu mendekati Cha Shik, Cha Shik mengaku payung itu seperti dirinya, ibu memeluk anaknya menenangkannya. (Adegan ini membuatku terharu sekali, udah berkali-kali tontonnya selaluu aja keluar air mataku... T_T)

Cha Shik binggung dia harus bagaimana, semua yang ia tahu hanya berolahraga saja, ibu pun menangis sambil memeluk anaknya, tangis Cha Shik semakin menjadi.


Cha Shik menyediri dikamarnya selama beberapa hari, dia bermain hp, mendengarkan musik, masih dengan wajah suramnya. Ibu Cha Shik mengintip apa yang sedang dilakukan anaknya.

Dikamar ibu, ibu mengambil satu foto dari album foto, mengingat kemarin Cha Shik bertanya apa yang akan dilakukannya sekarang, ibu jadi bertanya-tanya apa foto itu bisa menjadi alasannya.


Dirumah Yoo Seul dipenuhi alat-alat membuat huruf braille (untuk orng yang tidak bisa melihat), sambil mengamankan perabot yang ujungnya runcung, ibu Yoo Seul berkata ia diberitahu guru Song bahwa didekat Sungnam ada seorang guru pengajar musik untuk tunanetra dan ibu akan meneleponnya.

Yoo Seul hanya mengiyakan, ibu melanjutkan ia juga akan menjadi pemandunya Yoo Seul disekolah karena meminta bantuan pada teman-teman Yoo Seul akan terlihat menyedihkan dan menyuruh Yoo Seul latihan piano saja, Yoo Seul terdiam teringat sewaktu dulu ibu memberitahu bahwa waktu latihan Yoo Seul akan diperpanjang 2 jam, Yoo Seul waktu itu hanya meniyakan apa yang dikatakan ibunya.


Yoo Seul juga pernah bertanya apa dia boleh naik sepeda sendiri kesekolah, ibu tidak memperbolehkannya dengan alasan akan melukai jari Yoo Seul, Yoo Seul pun pasrah mengangguk mengerti. Semua yang Yoo Seul katakan pada ibunya hanyalah iya, oke, dan aku mengerti, tak pernah ada penolakan dari Yoo Seul ke ibunya.

Yoo Seul jadi teringat perkataan Cha Shik kalau Yoo Seul sendiri-lah yang menjadikan ibunya seperti itu karena selalu meng-iyakan apa yang ibunya suruh. Yoo Seul memanggil ibunya, ada yang mau diakatakan.


Lompat ke rumah Cha Shik, dari luar pintu kamar Cha Shik, ibu menyuruhnya mandi dan makan, namun tak ada respon dari sang anak jadinya ibu masuk dan berbicara menyinggung soal ayah Cha Shik.


Ibu memperlihatkan fotonya bersama suaminya, Cha Shik bertanya apa benar ini ayahnya, dari tampangnya kok gak ada yang mirip, “Seperti dari keluarga kaya dan terlihat pintar” ucap Cha Shik.
Ibu membernarkan, sejak muda orang orang menyebutnya jenius. Ibu menunjukan profil ayah Cha Shik dari internet, Hyun Myung Sae, seorang pianis terkenal. 


Cha Shik tak percaya, ternyata dia anak dari pianis terkenal. Ibu membeberkan masa lalu Cha Shik ketika anak-anak mengejeknya karena jari-jari tangannya panjang dan ramping, tak terlihat seperti seorang atlet, Cha Shik membenarkan, juga nada dering hape Cha Shik yang ternyata adalah Fur Elise. Ibu bertanya apa tidak aneh, masa anak jaman sekarang nada deringnya Fur Elise?


Cha Shik terkejut membenarkan semua keanehan yang dibeberkan ibunya, ia juga teringat saat kecil ia menangis terharu mendengar musik yang dimainkan Park Shin Yang yang ternyata ia menangis bukan tanpa alasan melainkan karena musiknya. Cha Shik jadi senang karena tahu ia mirip dengan ayahnya.


“Meskipun kau hanya mewarisi 1% saja gen ayahmu, kau lebih pintar 10x dari anak-anak lain. Karena itu, jangan anggap dirimu seperti sampah dan tidak berguna.” Ucap ibu


Cha Shik yang sedang senang tentu hanya mengiyakan ibunya dan bertanya apa ayahnya tahu dia ini anaknya, kini giliran ibu yang murem mengelengkan kepalanya.

“Setelah kami putus, barulah aku tahu tengah mengandungmu” aku ibu. Cha Shik mengangguk mengerti, namun kenapa ibu tak pernah menceritakan soal ayah ke dirinya dan kenapa ibu tak pernah mencari ayah, ibu menjawab karena ayah terlalu hebat.

“Saat aku mengandungmu, keadaanku terlalu menyedihkan, aku terlalu malu mencarinya tapisekarang..”

“Ibu malu karena aku kan, kan?” potong Cha Shik

Cha Shik mengakui kalau dia pecundang, mana ada pria yang menangis hanya karena pinggangnya luka sedikit, Cha Shik juga malu memperlihatkan dirinya pada ayahnya.


Ibu berkata tapi Cha Shik lebih ganteng dari ayahnya, “Kamu masih belum tahu seperti apa dirimu, tapi aku tahu. Kamu anak yang luar biasa sehingga aku sampai tidak percaya kalau kamu anakku. Kamu hebat, seperti ayahmu.”


Balik ke rumah Yoo Seul, Yoo Seul berkata ia akan pergi kesekolah sendiri, ibunya bertanya bagaimana bisa Yoo Seul ke sekolah sendiri dengan keadaan seperti itu,

“Karena inilah yang ingin kulakukan” ucap Yoo Seul

Dia tidak bisa terus-terusan bergantung pada ibunya karena kondisi seperti ini, Ibu Yoo Seul malah berkata untuk tidak menghawatirkannya dan berkata dia takkan meninggalkan Yoo Seul walau sedetikpun. Tapi Yoo Seul lah yang keberatan, selama bertahun-tahun ibu telah berkorkan untuk dirinya, kalau terus seperti ini bahkan ibu tidak bisa memiliki kehidupannya sendiri.

“Aku, untuk pertama kalinya dalam hidupku aku membuat keputusan sendiri. Jadi mulai sekarang, jangan diabaikan dan hargai keputusanku”

Ibu binggung dengan Yoo Seul yang tidak seperti biasanya,


Cha Shik bertanya orang seperti apa dirinya, ibu Cha Shik menjawab arogan sekaligus menyebalkan, Cha Shik merajuk.

“Kamu boleh membual karena gen ayahmu mewariskan banyak talenta padamu. Dari sekian banyak, setidaknya lompat galah” ucap ibu

Cha Shik bertanya jika perkataan ibunya benar, artinya dirinya bisa melakukan apa saja, Ibu membenarkan, Cha Shik bertanya lagi jika dirinya menemukan jalan baru dan jadi orang yang luar biasa, saat itu apa dia boleh mencari ayahnya, ibu mengijinkannya tentu saja boleh.


Kembali lagi ke rumah Yoo Seul, ibu Yoo Seul bertanya sebenarnya apa yang ingin dikatakan anaknya itu,

“Aku akan rajin kesekolah, aku akan ikut semua pelajaran, aku akan rajin belajar dan lulus, juga... aku ingin berhenti memainkan piano”

Ibu terkejut, Yoo Seul melanjutkan dengan kondisinya yang seperti ini ia tidak bisa memenuhi harapan ibunya, karena tahu bakalan kalah Yoo Seul tak mau bertanding, jadi dia mau berhenti bermain piano.


Cha Shik berlari senang, didepan gedung yang dipajang foto Hyun Myung Sae (ayah Cha Shik), ia melihat tangannya dan berujar dirinya mirip dengan ayahnya. Di depan poster ayahnya, Cha Shik berkata “Ayah! Aku akan segera menemuimu”

“Piano ya, senang bertemu denganmu, kedepannya aku akan mengandalkanmu” harap Cha Shik.


Yoo Seul menegaskan dirinya akan berhenti dri piano bertentangan dengan komitmen yang dibuat Cha Shik malam itu, ia akan mulai memainkan piano


Bersambung ke Episode 2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apa Drama Yang Baru di Desember 2017?

Bentar lagi kita memasuki bulan Desember 2017 loh. Kepo gak dengan drama drama yang bakal tayang bulan desember 2017 nanti? Kepo donk. ...