Jumat, 16 Oktober 2015

Sinopsis D-Day Episode 4 part 1


Dua orang pasien lansia yang tak sanggup berjalan jauh lagi akhirnya melarikan diri ke RS Hangang. Hae Sung berlari mengejar mereka, tak lama setelah kedua pasien masuk, RS Hangang runtuh.
Ji Na dan Ddol Mi yang ditinggal dijalan pun berbalik melihat keruntuhan RS Hangang. Ayah si kembar dan beberapa pemuda lain ikut pergi ke Rs Hangang.


Hae Sung tergeletak di depan RS Hangang, dia melihat RS Runtuh didepannya. Hae Sung bergegas membongkar reruntuhan RS, dia mengintip keadaan di dalamnya. Hae Sung melihat uluran tangan ahjussi pasien tadi, ia hendak meraihnya namun tak sampai.

Ayah si kembar dan pemuda sampai ke RS Hangang, mereka mengambil beberapa peralatan untuk membongkar bangunan RS namun apalah daya. Alih alih membongkar bangunan, bangunan malah semakin runtuh. Ayah kembar dan Hae Sung terlempar.

Hae Sung bersikeras menggali bangunan runtuh tersebut, namun dihentikan ayah si kembar. Mereka tak bisa melakukan apa-apa lagi sekarang. Hae Sung nampaknya masih syok karena kedua orang yang beberapa waktu lalu masih hidup kini telah meninggal.

Ayah si kembar mengengam tangan Hae Sung menyadarkannya
“Lebih pentingkah pasien yang tidak diketahui nasibnya walaupun terselamatkan?” bentak si ayah
Ttol Mi dan Ji Na datang ke RS Hangang

“Jika kita sibuk menggali mereka keluar, apa yang akan terjadi jika Son Mi dan kedua anak kembarku meninggal?” bentak si ayah lagi

Park Ji Na mengabarkan kondisi si ibu semakin memburuk, namun Hae Sung masih bersikeras ingin mengeluarkan kedua pasien ahjussi tadi sampai akhirnya Ttol Mi datang menendang kaki Hae Sung menyadarkannya.


“Si kembar dan pasien lainnya, kita selamatkan mereka dengan susah payah tapi sekarang kau berniat membunuh mereka?! Bukankah kau bilang harus mengabaikan kondisi terburuk dan teringan?” bentak Ttol Mi

Hae Sung hanya bisa diam membisu, mau tak mau dia pergi dari sana meninggalkan kedua pasien ahjussi tadi.


Di depan UGD RS Mirae, banyak pasien luka-luka mengantri. Pasukan 119 berbondong-bondong mengambil seember air, mereka menuju ke rumah seorang ibu yang meminta tolong menyelamatkan anaknya yang terperangkap didalam. Petugas masuk kedalam kemudian megabarkan lantainya telah runtuh jadi mereka masuk dengan memecahkan kaca.

Petugas mengatakan dia menemukan anaknya. Tak lama, petugas keluar sambil membawa seekor anjing(??). Rupanya yang dimaksud dengan anaknya ibu tadi itu seekor anjing tohhh... Kapten hanya bisa terbengong-benggong.. hahaha...


Kapten bertanya kapan peralatan berat bisa digunakan melalui walkietalkie. Terdengar jawaban (dari markas) mereka sedang mengirimkannya. Kapten lalu bertanya tentang pasien, apakah mereka boleh mengirim pasien ke RS Hangang karena posisi mereka berdekatan, markas berkata RS. hangang telah roboh. Ki Woong yang mendengarnya terkejut.

Dia mengambil hpnya, namun tak ada sinyal. Tak ada listrik, tak ada air, karena stress kapten melempar walkie-nya.

Hae Sung dan gerombolan akhirnya sampai ke kapal juga. Setelah semuanya naik, Hae Sung dan ayah di kembar ke ruang kontrol kapal. Ayah kembar mencoba menghidupkan mesin, namun tak berhasil. Setelah Hae Sung dan ayah si kembar mencobanya bersama, barulah mesin kapal hidup, kapal pun bisa dijalankan.

Ibu si kembar melihat anaknya didalam inkubator buatan dan menyemangati mereka. Hae Sung bertanya kepada si ayah, apakah bahan bakarnya cukup, bahan bakar kapal hanya tinggal 1 garis sehingga dia tidak tahu apakah mereka bisa sampai atau tidak. Hae Sung menyarankan mereka jalan selangkah demi selangkah saja.

Ttol Mi yang sedang jalan-jalan, menemukan bercase-case minuman kaleng, dia kemudian memberikan satu untuk ibu si kembar. Ttol Mi mencari Hae Sung dan memberikan sekaleng minuman.


Tak ada respon dari Hae Sung, Ttol Mi melihat ke arah tatapan Hae Sung. Keduanya syok melihat apa yang di depan mereka, jembatan terputus.

Presiden korsel, berada di helikopter, melihat keadaan Soul yang hancur berantakan. Presiden meminta menghubungi anggota dewan Goo Ja Hyuk dengan cara apapun. Goo Ja Hyuk ada di depan gedung biru, memperhatikan kehancuran Seoul.


Di kapal, Hae Sung membungkus minuman kaleng yang telah dipanaskan dengan handuk dan meletakkannya ke dalam inkubator buatan untuk menjaga suhu anak kembar.

Hae Sung mengungkapkan anak-anak itu hrus tetap hidup. Ttol Mi menyarankan mereka meninggalkan Seoul dengan kapal, Hae Sung terdiam, semua orang menjadi tegang.  Akhirnya Hae Sung mengungkapkan tak lama lagi mereka harus turun, semua orang tertegun.

Di RS. Mirae, keamanan memblokir pintu masuk, seseorang memanggil dokter Yoo, melihat keadaan si ibu yang tengah hamil, dr Yoo berkomentar disana bukanlah RS bersalin, dia menyarankan mencari dokter Sp.OG (spesialis bersalin) saja. Akhirnya si pria dan dr Yoo terlibat perkelahian.
Di dalam RS Mirae, Han Woo Jin sedang memeriksa seorang pasien.

“Lebih sensitif CT, MRI dibandingkan dengan stetoskop, sudah jelas peralatan yang lebih lengkap akan lebih aman, untunglah masih bisa melakukan USG”

Dokter lain mengatakan sepertinya tidak ada indikasi hemorrhage (pendarahan). Vital stabil, limfanya juga stabil, jantungnya juga. Woo Jin menyuruh Dae Gil (dokter ko-as) untuk memeriksa USGnya sekali lagi.

Dae Gil mengambil data di meja perawat namun akhirnya menjatuhkan semua data. Perawat menjadi kesal dan memarahinya. Dae Gil disuruhnya mengambil selimut saja di ruang penyimpanan. Dae Gil pun mau tidak mau mengambilnya sambil mengeluh. Tak lama, dr So Yul datang menghampiri Dae Gil di ruang penyimpanan.

Dr So Yul mengatakan tak banyak yang bisa dibantu karena dia dibidang kejiwaan, Dae Gil bertanya kenapa dr So Yul tak pulang saja, Dr So Yul berkata dia tak mungkin berjalan kembali ke Amsa-dong (rumahnya). So Yul bertanya apakah dia bisa membantu mengambil selimut saja, tentu saja dibolehkan Dae Gil.


Karena bahan bakar kapal telah habis, Hae Sung dan gerombolannya pun turun dari kapal. Sembari mendorong ibunya dikursi roda, Hae Sung teringat saat-saat terakhir pasien ahjussi tadi. Ttol Mi datang menyadarkan Hae Sung dari lamunanya.


“Berjalan melalui Hangang bagaikan memanjakan mata. Hangang yang kukenal dari lagu-lagu yaitu hangang yang dipenuhi bunga-bunga, kembang api,” cerita Ttol Mi

Hae Sung menyuruhnya melupakan hanggang yang sekarang (yang hancur). Ttol Mi kemudian bertanya, mereka membawa banyak orang, berjalan setapak demi setapak apakah bisa sampai ke RS. Hanseo, Hae Sung mengatakan dia akan pergi ke RS Mirae.

“Disitu ada fasilitas medis, ditambah mereka memiliki generator jadi ada aliran listrik. Tak peduli apapun itu, pasti ada solusinya.” Ucap Hae Sung yakin
Walaupun RS. Hanseo yang terbaik dalam fasilitas, dengan keadaan mereka sekarang, mereka tak punya pilihan selain ke RS Mirae (yang terdekat). Ji Na memanggil Hae Sung untuk memeriksa keadaan ibu kembar.

Si ibu terkena syok Hypovolemic (syok akibat penurunan volume darah secara mendadak), Hae Sung menyuruh perawat menambahkan infusnya. Namun mereka kehabisan infus, Hae Sung stress. Dia berteriak, melempar, menendang tong sampah untuk melepaskan stressnya.

Dengan langkah tergopoh, dia ke ibunya, memegang tangannya, bersandar ke pundak ibunya. Perawat datang, “Dok Lee, kau pernah berkata karena rasa percayamu padaku, kau bersedia ditempatkan di RS Hangang Mirae bukan? Aku juga begitu. Aku hanya percaya padamu , karena itulah aku bersedia memikul beban ini. Demikian juga dengan semua orang yang ada disini. Janganlah goyah, aku ingin tetap bisa mempercayaimu”

Semua orang terdiam, Hae Sung membelai lembut rambut ibunya seakan meminta kekuatan.
(Selang waktu 10.59.57 setelah gempa) Presiden mengadakan rapat, dia bertanya tentang langkah penanggulangan gempa. Seseorang berkata mereka tak pernah mengantisipasi terjadinya gempa seperti ini, mereka akan menulis laporan. Orang lain berkata secara umum gedung didesain untuk gempa berskala 4.00 saja, namun kali ini gempa mencapai 6,5 skala richer, dibandingkan gedung, lebih penting penanggulangan bencana, jadi dept.kesejahteraan yang harus turun tangan.

Seseorang berdiri dan berkata kepala dept mereka absen, jadi lebih pantas jika dept. Kesejahteraan sosial yang turun tangan. Mereka saling melempar tugas tanggung jawab sampai akhirnya presiden menepuk meja, dan meminta mereka untuk tidak saling mendorong tanggung jawab.

“Ini hanya akan membuat kalian terlihat tidak memiliki rasa prikemanusiaan. Kenapa setiap kejadian, kalian langsung menghindar? Kenapa selalu begitu?!” bentak presiden.

Presiden kemudian berkata dia telah membentuk sebuah tim yang khusus menangani, dan sekitika dewan Goo Jae Hyuk masuk membawa beberapa berkas.

“Sejauh ini, setiap kali terkait perihal penanggulangan dan bantuan bencana, dari 14 kali permohonan kebijakan hanya 8 yang lolos. Bukankah dariantara kalian yang duduk disini, ia yang sering disebut pakarnya?”

“Aku sedikit terintimidasi disebut pakar” jawab Goo Jae Hyuk
Mulai saat itu, GooJae Hyuk dijadikan sebagai kepala satuan khusus, presiden bertanya tentang ide Goo Jae Hyuk.

Jae Hyuk berkata bersama dengan tim medis dan unit mobilisasi terkait Yonggwanggu – Seoul...
Scene beralih di depan RS Mirae. 


Hae Sung dan gerombolan sudah sampai di RS Mirae. Keamanan mengatakan mereka tak sanggup menampung pasien lagi dan menyuruh Hae Sung mengambil nomor ke UGD dan menunggu dalam antrian.

Hae Sung bertanya kenapa RS ditutup, keamanan berkata tak ada tim medis disana. Saat dir park mendengar Hae Sung datang dengan gerombolan, dir Park memerintahkan untuk hanya memerima pasien yang terbaring itu dan setelah itu, pintu RS disegel kembali.

Pintu RS dibuka, setelah Hae Sung dkk masuk, pintu disegel kembali. Didalam RS, Hae Sung marah, mengapa RS ditutup kembali, dir Park berkilah RS tak memiliki cadangan yang cukup dan mereka hanya bisa menerima pria yang terbaring.


Untuk pasien yang lain, dir Park menyuruh Hae Sung mencari RS lain. Hae Sung berkata RS Hangang saja sudah runtuh, sangat sulit untuk menemukan RS lain. Dokter Kang datang dan meminta dir Park untuk membuka RS.

bersambung ke part2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apa Drama Yang Baru di Desember 2017?

Bentar lagi kita memasuki bulan Desember 2017 loh. Kepo gak dengan drama drama yang bakal tayang bulan desember 2017 nanti? Kepo donk. ...