Flash back:
Tae Hyun kecil memberikan obat asetaminofen pada adiknya
padahal adiknya tidak mau.
Suara Tae Hyun: Asetaminofen
adlah obat pereda nyeri yang biasa diminum ayahnya, namun jika diminum anak
kecil akan menyebakan kerusakan akut pada hati. Obat tersebut tampak seperti
obat yang biasa diberikan ibu kepadanyaketika dia jatuh sakit
So Hyun kecil tak sadarkan diri setelah minum obat dari
abangya. Tae Hyun kecil ketakutan, dia berlari ke klinik, mengedor pintu seraya
memanggil dokter untuk menolong adiknya.
Dokter klinik memeriksa mata So Hyun, menanyakan sejak kapan
dia seperti ini. Tae Hyun kecil menjawab semenjak dia meminum obat. Dokter
melihat obat yang diberikan Tae Hyun dan terkejut. So Hyun dilarikan ke rs, Tae
Hyun kecil menangis memegangi tangan adiknya. Dokter klinik berkonsultasi
dengan dokter rs. Tak lama ayah dan ibu datang, ibu menanyakan apa yang
terjadi, Tae Hyun kecil hanya menangis.
Flashback end
Yeo Jin bertanya itukah kenapa kau menjadi dokter? Jadi kau
dapat menyelamatkan So Hyun. Tae Hyun menjawab dia ingin menjadi kaya dan
berkuasa, kemiskinan tak dapat mengobati So Hyun, kemiskinan mengubah ayahnya
menjadi pemabuk. Tapi pada akhirnya dia hanya menjadi seorang penjahat dengan
banyak hutang.
“Semakin aku mencoba untuk berkuasa, apa aku akan berakhir
lebih menyedihkan kah? Apa aku tidak tahu tempatku sendiri?” lanjut Tae Hyun
“Kita semua tampak lemah bagi orang lain. Kita bahkan tidak
tahu betapa menyedihkannya kita” ucap Yeo Jin
“Mungkin...”
Tapi Tae Hyun berhasil menyelesaikan kuliahnya dan
menyelamatkan So Hyun, dia sudah melakukan yang terbaik, kata Yeo Jin
menghibur. Yeo Jin berkata jika saja dia mempunyai abang seperti dirinya.
Mereka sudah sampai ke puncak bukit angin. Tae Hyun
mengatakan bahwa orang yang saling mencintai berciuman disini... belum sempat
Tae Hyun menyelesaikannya, Yeo Jin berbalik menciumnya
“...mereka akan kembali lagi kesini. Dan jika mereka kembali
dan berciuman lagi disini, mereka takkan terpisahkan” lanjut Tae Hyun.
Mendengar itu, Yeo Jin mengajak Tae Hyun kembali lagi kesana besoknya. Tae Hyun
tersenyum dan mengangguk.
Mereka kembali berciuman lagi..
Dr Lee mondar mandir di ruangannya, cemas memikirkan apa
yang selanjutnya akan terjadi. Ia kembali mengigat perkataan Yeo Jin terakhir
kalinya Kau juga akan mati di tangan Do Joon. Dr lee
kemudian pergi ke ruang rawat direktur. Seseorang berbaju karyawan baru saja
keluar darisana. Dr Lee tak pernah melihatnya, ketika Dr Lee memanggilnya orang
itu lari kabur.
Berpikir ada yang aneh, dr lee masuk ke ruang rawat direktur.
Dr Lee memanggil direktur tapi tak direspon. Curiga, dr Lee mengecek nadi
direktur dan terkejut. Direktur telah tak bernyawa, Dr lee hendak memanggil
perawat namun memutuskan langsung keluar ruangan.
Dr Lee mondar mandir di ruangannya, dia membuka laci dan
mengambil passpornya. Dia keluar ruangan dengan muka yang tenang, melihat 2
cctv yang terpasang didepan ruangannya. Suster bertanya hendak kemana dr Lee,
dia menjawab akan ke pengunjung yang menghubunginya dan memesan jika ada
sesuatu yang terjadi langsung saja menghubunginya. Kepala perawat yang baru
melihat dr Lee agak lama, keduanya juga sempat bertukar pandang. Kepala perawat
tampak berpikir sejenak.
Dr Lee menuju lift memencet tombol B1. Di dalam lift,
matanya terus melirik ke cctv. Dr Lee masuk ke mobilnya, kabur secepat mungkin.
Tae Hyun dan Yeo Jin berada di jembatan diatas sungai. Tae
Hyun akan meneraktir semuanya makan siang. Semua orang makan dengan senang,
pastor mengatakan Tae Hyun telah bekerja keras hari ini. Tae Hyun Yeo Jin
sangat senang.
Tae Hyun melihat Yeo Jin makan dengan lahap kemudian curiaga
apakah YeoJin memang berasal dari keluarga kaya, karna Yeo Jin meminta sup
kedelai dan bibimbap setiap harinya. Yeo Jin tersenyum dan melanjutkan
makannya.
Kembali ke RS, Suster masuk ke ruang rawat direktur membawa
makan siang. Suster terkejut dan berteriak melihat kondisi direktur.
Pada malam hari, Ali berlari ke gereja, mengedor memanggil
pastur. Sambil menangis, dia meminta tolong pastur memanggilkan seseorang,
ibunya sakit. Tak lama Tae Hyun datang, Ali menyuruhnya pergi kerumahnya karna
ibunya sakit.
Tae Hyun jadi teringat dimasa lalu dia juga mengedor memanggil
dokter klinik ke rumahnya. Tae Hyun kembali kedalam untuk mengambil kunci
mobil.
Tae Hyun, Yeo Jin, pastor, biarawati dan Ali kerumah. Tae
Hyun ke bargasi mengambil koper silver (kayaknya tempat peralatan medisnya).
Tae Hyun menyuruh Yeo Jin menunggunya didalm mobil. Tae Hyun mengecek kondisi
ibu menanyakan kapan perkiraan kelahiran bayinya yang dijawab 1 bulan lagi oleh
suaminya.
Tae Hyun mengeluarkan tensimeter, mengecek tensi ibu. Biarawati
mengatakan air ketuban ibu sudah pecah, Tae Hyun bilang harus kerumah sakit,
ini preeklamsia.
Namun si ibu mengatakan mereka tidak bisa kerumah sakit. Ali
dan keluarganya adalah penduduk ilegal, dan akan menjadi masalh jika
dideportasi. Bagi mereka, mereka lebih baik mati daripada dideportasi.
“Jika dideportasi, mereka mungkin tidak akan melihat
keluarganya lagi. Jika seluruh keluarga dideportasi, mereka akan dalam masalah
karena utang yang mereka miliki” jelas pastor
“Tak apa jika aku mati, tapi tolong selamatkan bayi ini..”
mohon ibu
“Bagaimana kau bisa mengatakan itu? Apa yang harus kita
lakukan jika kamu mati?” kata ayah
Biarawati mengatakan bayinya bergerak. Ali menangis, pastor
menyuruh ibu yang lain membawa Ali keluar. Tae Hyun berpikir keras. Tae Hyun
kembali teringat saat ibunya yang akan dioperasi meninggal, tak ada dokter yang
datang karena pasien VVIP. Tae Hyun menenangkan Ali, ibunya takkan mati.
Tae Hyun ke mobil, mengatakan akan melakukan operasi cesar
disini karena tak ada pilihan lain. Yeo Jin bertanya jika terjadi kesalahn, Tae
Hyun tersenyum mengatakan takkan terjadi apapun. Lalu ia mengambil tas hitam
yang biasa dipakainya untuk operasi panggilan kerumah. Yeo Jin bergumam dia
sudah gila.
Tae Hyun kembali kerumah, menyuruh semuanya keluar. Dia
mengambil meja makan, pintu lemari, dan gorden untuk tempat tidur operasi. Dia
juga mengambil lampu untuk menerangi selama operasi. Biarawati bersedia
membantu, dia dulunya suster yang merawat tentara. Perisapan operasi mendadak
selesai, operasi pun dimulai. Tae Hyun memiringkan ibu untuk membiusnya pada
bagian dekat tulang belakang.
Karena keadaan darurat, Tae Hyun akan membuat sayatan
vertikal. Biarawati menanyakan apakah dia pernah melakukan bedah-C, Tae Hyun
hanya diam. Dia melihat jam menunjukkan 10.25 malam. Biarawati mengatakan
gerakan bayinya melambat, Tae Hyun diam bergumam tidak, dia belum keluar.Di
mobil, Yeo Jin menunggu dengan gelisah akhirnya keluar.
Ibu berkata sepertinya anestinya bekerja, tolong selamatkan
bayinya. Tae Hyun masih belum membedahnya karena belum waktunya. Tak sabar
pastor bertanya mengapa Tae Hyun belum memulainya juga.
Batin Tae Hyun: Tidak,
jika aku memulainya sekarang, dia bisa mengalami shock
Tae Hyun akhirnya memulai membedah. Yeo Jin didepan pintu
melihat pembedahan tersebut.
Suara Tae Hyun: Harus
dilakukan dalam sekali potong.
Perut ibu dibuka menggunakan retractor. Tae Hyun membuka
lapisan dalam perut ibu, memasukkan tangan kanannya, dengan hati-hati
mengeluarkan bayi. Bayi berhasil dikeluarkan, namun ukuran bayi sangat kecil.
Bayi tersebut membutuhkan inkubator. Yeo Jin terharu, Tae Hyun melihat Yeo Jin
dan tersenyum.
Tae Hyun melihat ada yang tidak beres dengan si ibu, dia
meminta stetoskop kemudian mengecek si ibu. “Emboli” kata Tae Hyun dalam hati.
Tae Hyun berkata harus membawanya kerumah sakit yang langsung dilarang pastor.
Tae Hyun melirik Yeo Jin kemudian berkata ada satu rumah sakit yang bisa
menerima.
Di rumah sakit Hanshin, suster Soo bertanya apakah kepala
perawat sudah mendengar tentang direktur, “Seluruh rumah sakit dalam kekacauan
siapa yang tidak tahu tentang hal itu?” jawab kepala perawat. Suster Soo
curiga, tadinya direktur baik-baik saja tapi tiba-tiba serangan jantung, perawat
Hwang juga mati tiba-tiba dan direktur...
Suster Soo kemudian berkata bahwa dr Kim tak boleh kembali.
Tapi apa mau dikata, dianya tuh mau balek tuh... ^^
Ibu dibopong masuk ke mobil Tae Hyun. Pastor duduk dikursi
depan, biarawati mengatakan untuk menghubunginya jika sudah sampai. Tae Hyun
meminta maaf Yeo Jin harus kembali kegerja dengan adik. Yeo Jin bertanya
kenapa, Tae Hyun jawab dia harus ke suatu tempat, Yeo Jin bertanya dimana, Tae
Hyun terdiam. Yeo Jin ingin ikut namun Tae Hyun melarangnya
“Dimana? Ceritakan sekarang” tanya Yeo Jin memaksa
Tae Hyun tertunduk dan akhirnya mengataka RS Hanshin. Yeo
Jin terkejut bertanya “Apa kau sudah gila?”
Tae Hyun menenangkan Yeo Jin. Dia hanya akan mengirimkan ibu
dan bayi ke lt.12 dan kembali.
“Tidak” ucap Yeo Jin tidak mengijinkan kepergian Tae Hyun
“Maksudku, aku akan kembali, kami tidak punya waktu untuk
ini. Jika aku tidak segera pergi, ibu dan anak akan meninggal” ucap Tae Hyun
“Berjanjilah... Bahwa kau akan segera kembali” mohon Yeo Jin
Tae Hyun mengangguk dan mengatakan bahwa setelah dia melihat
So Hyun ke Amerika, dia akan kembali. Yeo Jin akhirnya mengijinkan kepergiannya
dan berkata hati-hati. Tae Hyun berkata jangan khawatir, dia akan segera kembali.
Keduanya pun berpelukan.
Tae Hyun masuk kemobil dan pergi setelah sebelumnya
tersenyum kepada Yeo Jin. Mobil akhirnya berangkat. Biarawati menghampiri Yeo
Jin dan mengatakan bahwa Tuhan pasti akan melindunginya.
“Dia pasti malaikat yang Tuhan kirimkan untuk orang seperti
kita” lanjut biarawati.
Yeo Jin hanya bisa melihat kepergian sang kekasih. Begitu
juga Tae Hyun yang melihat Yeo Jin dari spion.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar